Minggu, 18 Maret 2018

Journal Review #1: Sistem Informasi Kepemimpinan dan Praktik Manajemen Baru Pasca Merger dan Akuisisi

Sistem Informasi Kepemimpinan dan Praktik
Manajemen Baru Pasca Merger dan Akuisisi

Jurnal oleh: Konstantopoulos Nikolaos &  Triantafyllopoulos Yiannis (2013)
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)


Pada tugas pertama dari Mata Kuliah Sistem Informasi, di sini saya akan membahas mengenai ulasan jurnal yang telah saya ulas sebelumnya. Adapun judul paper yang saya review adalah The Leadership's Information System of New Performance Management Practices after Mergers and Acquistions yang ditulis oleh Konstantopoulos Nikolaos dan Triantafyllopoulos Yiannis yang berasal dari Department of Business Administration, University of The Aegean, Greece, pada tahun 2013. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan apa itu peran sistem informasi dan manajemen kinerja baru sebuah perusahaan baru. Sistem informasi merupakan sekumpulan komponen yang saling bekerja untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk membantu dalam pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, analisis, dan visualisasi dalam suatu organisasi. Manajemen kinerja sebuah perusahaan baru merupakan sebuah strategi yang dilakukan oleh perusahaan ketika perusahaan baru saja mengalami perubahan besar, seperti merger (penyatuan beberapa perusahaan) atau akuisisi, dengan maksud untuk memberjalankan organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan atau competitive advantage perusahaan. Faktor-faktor penting dalam manajemen kinerja baru terdiri dari 11 hal utama, yaitu kesepakatan, komitmen, kepemimpinan manajer, partisipasi, akuntabilitas manajer, pelatihan dan pendidikan, komunikasi, umpan balik, infrastruktur sistem informasi, manajemen pengetahuan, dan penghargaan. Dalam suatu organisasi perusahaan yang di mana perusahaan baru saja mengalami suatu perubahan besar, seperti merger dan akuisisi, kepemimpinan memiliki sebuah peran baru yang penting bagi keberlangsungan perusahaan ke depannya atau disebut juga Top Management. Top Management pada fungsi ini tidaklah luput dari segi sistem informasi. Pada penelitian ini, penulis mengambil beberapa data sebagai bahan penelitian mereka; yaitu harapan pegawai saat praktik manajemen kinerja baru diumumkan, indikasi tingkat penerapan atau implementasi praktik manajemen kinerja baru, dan peran stakeholder dalam penerapan praktik manajemen kinerja baru. Kemudian, berdasarkan kumpulan data yang telah disebutkan, penulis mencoba membuat sebuah model teoritis (Gambar 1.) mengenai peran ketiganya terhadap keberlangsungan perusahaan.

Gambar 1. Model Teoritis

Penulis turut membuat sebuah hipotesis di dalam penelitian ini, yaitu semakin besar suatu kontribusi hingga kepercayaan stakeholder terhadap sistem informasi kepemimpinan, maka semakin efektif pula penerapannya, dan berlaku juga hal sebaliknya. Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemrolehan sampel yang dilakukan dengan sebuah survei dengan penggunaan form kuesioner yang disebarkan ke 750 karyawan di berbagai macam sektor perusahaan di Yunani yang telah menerapkan sistem informasi kepemimpinan sebagai praktik manajemen kinerja setelah merger dan akuisisi 2 - 4 tahun lamanya. Hasil pemrolehan data menunjukkan bahwa sebanyak 50% data berasal dari karyawan industri, 33% berasal dari perbankan, dan 17% berasal dari sektor komersial. Penilaian yang dilakukan terhadap data yang diperoleh menggunakan skala Likert (1-5) untuk seluruh pertanyaan yang berkenaan dengan kepemimpinan. Hasil perolehan data menyatakan bahwa konsistensi internal yang besar di antara pertanyaan untuk sektor-sektor yang disebutkan dan keandalan yang tinggi. 

Hasil analisis yang dinyatakan oleh penulis menyatakan bahwa:
  • Orang-orang yang bekerja untuk sektor komersial memiliki harapan yang lebih tinggi daripada mereka yang bekerja di sektor Perbankan atau Industri. Penyelidikan ini berdasarkan nilai Kruskal - Wallis, orang-orang di sektor komersial mengembangkan tingkat harapan yang lebih tinggi ketika sistem informasi kepemimpinan mulai diterapkan pada organisasi baru yang dibuat setelah merger atau akuisisi.
  • Mengenai tingkat pelaksanaannya atau tingkat adaptasi sistem informasi kepemimpinan setelah minimal 2 tahun pelaksanaannya, kita dapat melihat bahwa bagi karyawan sektor perbankan dan industri penerapan sistem informasi kepemimpinan telah berhasil, berlawanan dengan persepsi karyawan sektor komersial.
  • Mengenai tingkat kepercayaan yang diberikan pemangku kepentingan kepada praktik manajemen kinerja yang spesifik kepemimpinan, hal ini mengikuti tingkat implementasi, dimana sektor komersial lebih rendah nilai rata-ratanya daripada sektor perbankan dan industri.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

  • Model teoritis didasarkan pada hubungan yang tercipta dari niat karyawan setelah pengumuman praktik manajemen kinerja spesifik dan kontribusi / kepercayaan pemangku kepentingan utama (stakeholder) perusahaan atas keberhasilan penerapan praktik baru ini.
  • Dari data hasil, harapan dengan tingkat tinggi di awal, dapat mendorong tingkat implementasi yang rendah (karyawan tidak pernah menerima atau menyesuaikan praktik manajemen kinerja ini) saat menengahi tingkat kepercayaan yang rendah dari para pemangku kepentingan.
  • Jelas bahwa antara dua bidang, harapan karyawan dan keberhasilan penerapan sistem informasi kepemimpinan, faktor pemangku kepentingan beroperasi sebagai mediator yang dapat menghambat atau mengurangi tingkat harapan awal yang tinggi dengan hasil yang relevan di tingkat pelaksanaan.
  • Kelemahan dari harapan awal untuk diubah seratus persen menjadi implementasi efektif dilambangkan pada gambar 3 dengan garis titik dan mewakili sikap "negatif" sehari-hari atau jika terjadi gesekan harian yang dibentuk dengan kontribusi pemangku kepentingan perusahaan.

Referensi:
  • Armstrong M.(2006), ‘Performance Management. Key strategies and practical guidelines`3rd edition, pp. 2-5
  • Sakas, D.P., Simos, T.E., A fifth algebraic order trigonometrically-fitted modified Runge-Kutta Zonneveld method for the numerical solution of orbital problems, (2005) Mathematical and Computer Modelling, 42 (7-8), pp. 903-920.
  • Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Triantafyllopoulos, Y., The strategy of stakeholder briefing during merger negotiation in the bank market, (2009) Journal of Management Development, 28 (7), pp. 622-632.
  • Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Triantafyllopoulos, Y., The dimension of communication in the merger: Simulation with dynamic model (2007) AIP Conference Proceedings, 963 (2), pp. 1062-1065.
  • Triantafyllopoulos, Y., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., The role of leadership in high tech manufacturing companies in a changing environment (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 176-180.
  • Triantafyllopoulos, Y., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., The performance management after mergers and acquisitions in high technology manufacturing business (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 171-175.
  • Vaxevanou, A.Z., Konstantopoulos, N., Sakas, D.P., Outsourcing or insourcing in the high technology systems sector in a maritime company (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 163-166.
  • Terzi, M.C., Sakas, D.P., Vlachos, D., Marketing dynamic simulation modelling in high tech laboratories (2012) Key Engineering Materials, 495, pp. 23-27.

Sumber asli paper:
Nikolaos, K., Yiannis, T., 2013, The Leadership's Information System of New Performance Management Practices after Mergers and Acquisitions, doi: 10.1016/j.sbspro.2013.02.100.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[REVIEW] Mecapan: First Beauty Services Platform in Indonesia!

Hi! Berbicara tentang berdirinya perusahaan start-up di Indonesia, terutama di bidang teknologi untuk penyediaan jasa kecantikan dan pera...