Sistem Manajemen Database Geologi Bawah Tanah untuk Perbaikan Proses Pemetaan, Studi Kasus Tambang Zona Bijih Bawah (DOZ), PT Freeport Indonesia
Jurnal oleh: Harman Setyadi, LilikEko Widodo, HeriSetiono, Lasito Soebari
Ulasan oleh: Desi Likman Daniyasti (Teknik Industri UI 2015)
Pada tugas ketiga Mata Kuliah Sistem Informasi, saya akan mengulas paper yang berjudulkan Underground Geological Database Management System for Mapping Process Improvement, Case Study of Deep Ore Zone (DOZ) Mine, PT Freeport Indonesia oleh Harman Setyadi, LilikEko Widodo, HeriSetiono, dan Lasito Soebari. Pada bab pendahuluan, penulis menjelaskan apa itu pemetaan geologi. Pemetaan geologi terdiri dari pengamatan aspek litologi, mineralogi, alterasi, dan struktural. Tujuan pengumpulan data
untuk
pemetaan
geologi
adalah
untuk
menciptakan
standarisasi
pengumpulan
data dan
prosedur
pencatatan
data untuk
menetapkan
data geologi
bawah
tanah
yang umum
dan
terpusat. Proses pemetaan geologi terdiri dari pengamatan data lapangan, pencatatan, kompilasi, integrasi, evaluasi, dan pelaporan secara tradisional. Informasi pada pemetaan teknologi merupakan sebuah transparansi
informasi yang mengasumsikan
bahwa
semua
data dicatat
dengan
benar
pada
waktu
yang tepat.
Semua
data atau
informasi
harus
dimasukkan
dan
dipublikasikan
dalam
sistem
database terpadu
sehingga
ahli
geologi
(pengguna)
dapat
mengakses
data yang dikumpulkan
oleh
ahli
geologi
lain dan
atau
lainnya
dari
berbagai
sumber
data yang berkaitan
dengan
aspek
geologi
serta
operasi
tambang. Data penunjang geologis bawah tanah adalah pemetaan wajah untuk laporan pengamatan harian pengembangan litologi, pemetaan limbah struktural dan bijih, dan penilaian asam batuan asam
(ARD) dari pemetaan geologi, laporan kemajuan pengeboran harian sebagai penebangan cepat, yang dilaporkan untuk kondisi geologi umum termasuk penilaian tingkat struktur, struktur, penilaian kondisi RQD dan penilaian kondisi dasar untuk lubang percontohan, dan dukungan geologi bawah tanah mingguan terkait dengan produksi tambang bawah tanah DOZ dengan cara pemetaan titik geologi tiap mingguan.
Perkembangan kemajuan database:
- Pengemabangan tahap pertama, keberhasilan dalam memindahkan data historis dari sistem database MS Excel dan in-house ke database Pengelolaan Gua Bawah Tanah terpadu menggunakan platform sistem database komersial. Migrasi data ke sistem database komersial adalah untuk mengurangi penggunaan pengembang database dan untuk memiliki dukungan dan pemeliharaan sistem dari vendor. Pertimbangan lainnya adalah menggunakan praktik eksplorasi dan administrasi database tambang yang paling umum.
- Pengembangan tahap kedua, merupakan database struktur geologi yang memiliki tipe data tertentu. Pada tahap ini, perbedaan tipe data dan tipe data eksklusif untuk tujuan khusus telah tersimpan di database independen namun menggunakan sistem database komersial yang sama. Sistem pemetaan terpadu, pemetaan database dan visualisasi 3D telah merapikan data yang tercatat serta prosedur pelaporan (Manning, 2010).
- Pengembangan tahap ketiga, merupakan database eksplorasi, yang digunakan untuk pengeboran data informasi repositori. Database eksplorasi adalah sumber data pemodelan dan perhitungan sumber daya mineral. Geologi tambang sebagai bagian dari eksplorasi awal yang bertanggung jawab untuk mengevaluasi proyek pengeboran yang berkaitan dengan geoteknik dan hidrologi untuk tambang bawah tanah. Selain itu juga digunakan untuk pengeboran infill atau proyek pengeboran delineasi. Data pengeboran digunakan untuk pemodelan sumber daya cadangan. Pengeboran geoteknik secara teratur diminta untuk memperbaiki pengembangan desain tambang dan operasi tambang. Pengeboran hidrologi dirancang untuk proyek pengeringan air, yang dijalankan oleh Departemen Hidrologi.
Pengembangan database bawah tanah lebih lanjut:
- Dirancang untuk diusulkan bagi Data Eksplorasi Tambang dan Business Intelligence (KDD) untuk tambang bawah tanah yang terkait dengan informasi geo-sains. Hal ini kemudian dapat digunakan untuk memperbaiki semua proses termasuk perencanaan tambang, penjadwalan produksi, pesanan menarik, antisipasi potensial mud rush, dan mitigasi mud rush.
Kesimpulan penelitian ini adalah:
- Berdasarkan studi dan pengembangan, sistem manajeen database tahap pertama berhasil didirikan untuk mempercepat terciptanya laporan geologi rutin dan memperbaiki kualitas data dan laporan
- Pengembangan dan peningkatan lebih lanjut yang melibatkan beberapa departemen dengan berbagai jenis data dan metode pengumpulan data yang berbeda akan menciptakan sistem database yang lebih kompleks dan harus memerlukan sebuah standardisasi
Sumber asli jurnal:
Setiono H., Setyadi, H., Soebari L., Widodo, L., 2013, Underground Geological Database Management System for Mapping Process Improvement, Case Study of Deep Ore Zone (DOZ) Mine, PT Freeport Indonesia, doi: 10.1016/j.proeps.2013.01.010.
Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878522013000118
Available at: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1878522013000118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar